Senin, 27 Februari 2012

Rindu tanpa Segala Batas

Cerita malam...

Aku bersedih,bahkan hampir meneteskan air mata ketika tak sengaja ku tatap sosok seorang tua yang mirip ayahku. Yaaa,dia mirip ayahku,dari tutur kata dan senyumannya yang mampu membuatku aman dan damai. Jujur saja,aku merindukan ayahku yang kini terpisah jarak denganku. Aku merindukan ayahku,yang selama ini selalu menjadi pondasiku,selalu menjadikanku anak kesayangan yang tak pernah diabaikan. Aku merasa,mungkin aku anak yang paling beruntung di dunia ini,karena aku memiliki sosok seorang ayah yang dapat menjadi panutan,menjadi peneduh hatiku,menjadi harapanku satu-satunya saat aku merasa sendiri dan terkucilkan. Kau ayahku,yang sangat dan akan selalu ku sayangi. Aku merindukanmu,ayah. Aku tau,kau percaya aku setiap waktu,meski terkadang kau tak tau kenakalanku,tapi tak pernah sedikitpun kepercayaanmu berkurang padaku. Kau selalu membelaku,dalam benarku dan salahku,kau selalu ada untukku. Ayah,aku ingin sekali mengatakan padamu bahwa aku rindu,tapi aku tak punya nyali untuk mengatakan itu semua. Aku ingin sekali memelukmu ketika bertemu,tapi aku terlalu malu untuk melakukannya.  Ayah,bahkan kau yakin dan percaya jika aku bisa meraih semua mimpiku,mimpi-mimpi untuk bisa membahagiakanmu dan ibu. Ayah,kau tak pernah memarahiku,atas apa yang ku pilih,kau selalu memberikanku pencerahan tentang baik dan buruknya pilihanku. Bahkan kini,ketika aku terpisah jarak yang sangat jauh denganmu,kau tak pernah menunjukkan bahwa kau tak tega membiarkanku berkelana sejauh ini. Yang ku tau,kau selalu memberiku semangat dan nasehat bijakmu. Ayah,aku sangat bersyukur dan bahagia dilahirkan di keluarga ini,dengan kau sebagai pemimpin keluarga. Meski kau tak pernah sesempurna ayah idaman anak lain,tapi kau sangat sempurna sebagai ayah idamanku,aku sangat bangga akan itu.
Ayah,kini jarakku sungguh jauh untuk merangkulmu,untuk berbicara masa depanku,untuk bercanda penuh tawa,untuk berjalan-jalan meski hanya untuk mencari sebatang pensil. Ayah,sungguh aku sangat merindukanmu,merindukan kebersamaan kita. Kau selalu ada untukku,bahkan aku tak bisa tanpa sehari saja melihatmu dan kini aku hanya bisa mendengar suaramu dari ujung sana. Aku merindukanmu ayah.




Jayapura,27 February 2012
Selalu merindukanmu

Minggu, 26 Februari 2012

Air

Lentera merah
Warna,terbakar
Hangus,abu
Terbang melayang

Menari merpati dalam mendung
Nyanyikan lagu sendu
Dalam senyum simpul
Manis dan sinis

Dekap tipis dalam takut
Takut apakah gerang?
Mungkin...

Sadis tatap duka
Aku tak tau...
Semoga tak akan tau...

Asingkan diri dalam gelap
Sendiri menerpa badai
Yakini saja esok kan kembali
Baik-baik saja dan ku kan berlayar

Memory 2011

Hujan yang Ku rindukan

Titik-titik rintik...
Rintik titik-titik berdetik...
Tik tik tik...
Seperti irama arloji perak milikku...

Ternyata langit mendung sedari tadi,itu yang di ucapkan orang yang berdiri tidak jauh dariku

Aku baru menyadarinya,ternyata aku terlalu lama berdiam di sudut kelas
Berdiam dalam suka,suka ku menyendiri
Suka ku sendiri...

Titik rintik hanya beberapa detik saja,lalu langit tumpah

Percikannya membasahi wajahku yang sedang menilik di balik jendela
Di balik awan yang hitam

Aku melangkah sesuka ku,sekehendak hati ku berpetualang

Ku seret kaki dalam balutan sepatu bututku menuju serambi kelas
Ku edarkan pandangan,dan semua sibuk sendiri
Ahhh,ternyata mereka tak sendiri,hanya aku yang sendiri
Terasing atau hanya perasaan ku saja
Yang nyata,aku berdiri sendiri,kokoh,di tepi tembok

Berpikir,aneh...

janggal...
Bukan kah yang berlari di tengah lapangan sepak takraw itu siswa seumuranku?
Tidak salah,ia mengenakan seragam yang sama denganku
Di sisi lain...
Keceriaan menyelimuti mereka,bermandikan tumpahan karunia
Tertawa,berlari kemana mereka mau
Bukan seperti aku,yang hanya bisa diam,sendiri,menatap ingin

Sebentar...

Sepertinya aku mengenali salah satu dari mereka
Atau aku yang rabun terlalu muda?
Tidak...
Itu benar dia

Awww,sakit

tangan ku memerah,sakit sekali cubitan ku

Dia yang selama ini diam-diam ku perhatikan

Ternyata tertawa ria bermandikan hujan
Lalu terjatuh

Dingin...

Aku tau hujan kali ini sangat dingin
Tapi aku ingin menolongmu
Terbayang seperti lakon pemain drama India

Aku benar-benar ingin membangunkan mu

membersihkan wajah mu dari pasir-pasir putih itu
dengan tangan ku,berdua di bawah langit hitam...

Aku bosan sedari tadi hanya diam...

Ku langkah kan kaki ku dengan lebar
hap hap hap...

"kamu baik-baik saja?"

ku raih tangannya dan tanpa instruksi
langsung ku bersihkan wajah lonjongnya

Rintik titik-titik hujan

Yang selalu ku rindukan
yang tak kan ku lupa
Hujan yang ku cintai...

Di balik masa itu,aku pernah berbahagia

seingatku...
Meski itu sudah berlangsung sangat lama
Setidaknya,aku pernah bahagia... 

Memory 19 Mei 2011

Jumat, 24 Februari 2012

Your's ?

kini aku merindukannya
Seseorang yang berkelebat dalam ingatan ku
Ingatan itu bagai kilatan yang lantas menyakitkan
Atau aku yang menyakitkan,entah lah
Aku pun sudah lupa kejadian masa lampau


Maaf jika aku menyakitkan
Aku pun memaafkan jika aku tlah disakitkan
Damai 
:D 


Selasa, 21 Februari 2012

Hari Kelahiranku

Baik lah,ketika saya mengetik ini mungkin saya sedang  dalam keadaan yang sangat “kacau”.
Bagaimana bisa saya mengatakan ini “kacau”?
Karena saya sudah mengalami penganiayaan sepanjang hari ini oleh rekan-rekan saya,huft
Tapi tunggu dulu,jangan berpikir negatif dulu ya,maksud saya itu penganiayaan dalam rangka ulang tahun saya,lucu ya.
Jadi begini ceritanya,dulu ketika saya masih di dalam rahim ibu,saya membuat kesepakatan dengan Sang Pencipta untuk terjun ke dunia ini dan membawa kebahagiaan di dalam keluarga yang akan membesarkan saya.  Kebetulan,keluarga yang akan saya tinggali ini adalah orang tua dan 3 orang anak laki-laki yang sangat menginginkan adanya perempuan,tujuannya agar sang ibu mempunyai  teman. Nahhh,karena saya waktu itu masih suci dan ingin punya kebahagiaan yang hakiki di dunia,saya mengajukan usulan kepada Allah agar diamanatkan kepada keluarga itu. Dan Allah menyetujuinya,lalu saya dilahirkan dari rahim ibu di keluarga tersebut. (terima kasih ibu :) )
Jadilah saya anak bungsu di keluarga itu,sangat bahagia. Yaaa,namanya juga anak terakhir,sedikit manja,tapi mandiri kok. (beneran)
Nahhh,saya itu terlahir tanggal 20 Februari 1992 dan menurut saya,itu tanggal bagus.
Kembali lagi ke cerita awal ya,”tragedi pembantaian”
Awal mula cerita,tanggal 19 malam saya sangat sedih,karena saya dibentak-bentak dan dimarahi sama teman-teman. Berhubung saya ini masih sangat polos dan perasa,jadi kepikiran banget tuh sama kelakuan teman yang beda dari biasa,phew. Karena bingung mau ngapain dan gak ada kerjaan,saya bobo cepat deh,kebetulan juga emang sudah ngantuk berat,hehe
 Seingat saya,saya sudah tidur nyenyak bahkan mimpi indah,tapi tiba-tiba terdengar suara yang mengendap-endap,dalam keadaan tidur berpikir itu adalah bagian dari mimpi. Nahhhh,ternyata nih teman-teman sudah ada di depan muka saja,mulut saya di bekap pakai anduk,tangan dan kaki di pegang. Haduhhh,habis lah saya. Muka saya di nodai dengan pasta gigi,rata,seperti sengaja di oles masker. Dan tubuh saya dipenuhi coretan spidol permanen warna merah,yeahh. Setelah mereka puas,mereka memberi saya puding yang dipenuhi susu coklat,favorit saya dan tidak lupa juga lilinnya,angka 20 :)
Ternyata mereka sudah merencanakan semua itu,saya jadi menangis terharu. Terima kasih ya sasuh ku Ita Purmalasari dari Sulawesi Selatan,Mieke Marsela Wagiu dari Sulawesi Tengah,dan Putu sartika Savitri dari Bali,atas kejutan dan pasta gigi nya di tengah malam tepat pukul 00.00 WIT tanggal 20 Februari 2012. Aku sayang kalian :)
Penyiksaan ke-2
Ouwwhhh,tapi perjuangan hidup saya di hari ini belum selesai. Penuh was-was khusus hari ini. Gimana enggak lha ya,sudah siap-siap ke Menza untuk sarapan pagi,ehhh baru di depan pintu kamar sudah di ‘smack down’ terus dibekap pake kaos kaki,OMG...  So nice,kaos kaki bo’... Demi kerapian baju dan atribut,akhirnya saya mengalah saja tanpa ada perlawanan,phewww...
Oke,makan pagi pun berjalan dengan lancar dan wajar.
Nahhh,ini dia penyakit lama muncul,bolos kuliah yuk,satu kali aja deh,hehehe
Alhasil,karaoke di kamar sambil main gitar,mantap dah pokoknya. Maklum lah,ngerasa perlu menyalurkan bakat terpendam. (baca:suara tidak diterima alam manusia )
Setelah karaokean sekian lama,tertidur deh,hehehe Bangun-bangun,sudah waktunya makan siang. Seperti biasa,duduk di DP biasa,tapi mah ada yang gak biasa ini. Yak,kejahilan teman-teman muncul lagi pas makan,dengan alasan “penyiksaan” selama 24 jam. Yahhh,alhasil saya disuruh makan 4X porsi saya yang biasa. Begini menu makan siang saya--> Nasi 1 piring menggunung penuh (baca:porsi kuli angkot ), lauk ayam yang paling kecil dan tulang semua+ekor ayam, sayur ijo sedikit sekali,dan disediakan air minum 1 teguk saja. Kebetulan nih DP makan sebelahan sama DP makan putra,alhasil jadi perhatian gara-gara porsi makan yang “gak lazim” dan tragedi suapan ekstrim. Huahhh,baju saya sampai mau lepas kancingnya,mungkin akan segera terjadi. Seharusnya sudah cukup lha yah,tapi nih emang dasar teman-teman punya bakat terpendam semua. Setelah ganti baju karena memang kebetulan gak ada dosen pelatihan,mulai lagi deh kejahilan teman-teman,sekarang dengan personil yang lebih banyak,hampir semua warga 1 lantai ikutan ngerjain saya,astagaaaaaa... Dengan bahagia dan suka cita mereka menangkap dan menerkam saya,dan proses ‘penganiayaan’ pun dilanjutkan kembali. Sudah gak tau lagi badan saya di apain sama orang sebanyak itu,tapi yang pasti hasil akhirnya adalah wajah yang penuh dengan goresan spidol tinta permanen dan tenggorokan yang sakit gara-gara teriak-teriak gak jelas juga badan yang lelah melawan proses ‘penganiayaan’. Dasar ya kalian ini,langsung pada kabur ke kamar masing-masing,phewww

Tapi seruuuu,awas aja ya kalian ulang tahun tar,tunggu pembalasanku. (tersenyum sadis )
Tapi sumpah lha ya,muka aku panas sekali,untung gak kalian usap pake kotoran,alhamdulillah :)
Demi keamanan diri,melakukan kurung diri di kamar,untung aja gak jadi latihan basket,hahaha selamat. Melakukan aktivitas seperti biasa,otak-atik laptop sambil ‘online’.
Kringgg,kringgg,krik,krik...
Upzz,ada telpon dari soborn,katanya mah saya disuruh turun mau ngomongin masalah Dinas Kesejahteraan Praja dengan saya,oke lah saya turun tanpa ada curiga sedikit pun. Yahhh,ternyata sampai bawah sudah pada ngumpul semua abang-abang dan saudara Borneo. Aihhh,tidakkkkkkk!!!!
Curiga poll,gak mau dah main siram-siraman,gampang masuk angin gan. Tapi untungnya gak sih :)
 Dasar ya abang ini,sengaja mendramatisir keadaan,sebenarnya gak kenapa-kenapa kok bang tanpa kue,yang penting ucapannya aja. Sempat sebel sih seharian dicuekin aja,gak dikasih ucapan pula. Tapi ternyata datang kue beserta lilin angka 20 yang menyala,uyeeahh...
Para abang-abang dan soborn merayakan hari  kelahiran aku,surprise :)
Setelah acara tiup lilin dan suap-suapan kue,jadilah saya bulan-bulanan,muka sama badan gak karuan dah,rambut penuh krim,apalagi baju,dan lagi-lagi muka,hwaaarggghhhhtttt!!!!
Oke,krim habis,kue masih separo dibawa deh ke wisma,rencananya mau dibagi ke teman-teman,tapi apa daya,penyerbuan masih tetap berlangsung. Gini kali ya kalo punya pesona yang bagus,jadi bahan santapan terus. (baca:narsiz)
Habis lah di atas,di sumpal kue sampe mulut gak bisa mingkem,hidung ditempeli kue,dan lantai yang di kotorin sama kue,dasar yak!!!! Puas kalian,puas?????

Bener-bener hari kelam dan tak terlupa yaaa,udah mandi juga ternyata kamar di obrak-abrik,masya Allah,ampunnnnnn... lemari hancur,bed hancur,anarkis emang nih anak,awas yak kalo kau ulang tahun,bantaiiiiiii!!!!!!
Udahhhhh,capek nih badan :(
Ternyata masih lanjut makan malam,yahhh dapat jackpot lagi,untung aja masih serba panas,jadi enak deh :p
Karena kekenyangan nih,jadi bolos kerohanian deh,maaf Ya Allah,gak bisa duduk lagi. Dan alhamdulillah ya,akhirnya selesai juga ‘penganiayaan’ terhadap saya hari ini :)
Badan sudah capek,tenggorokan sakit,dan perut yang penuh banget,akhirnya tidur nyenyak sekali deh setelah apel malam. Yahhh,walaupun masih sempat telpon-telponan sama abang-abang sokont.
Dan hari ini saya akhiri dengan kebahagiaan,terima kasih banyak Ya Allah... :)
Alhamdulillah Ya Allah atas hari ini,ternyata saya memiliki ruang di hati teman-teman dan saudara-saudara saya. Terima kasih Ya Allah masih memberikan saya hidup sampai sekarang,menginjak usia ke-20 tahun. Terima kasih buat keluarga dan semua sahabat-sahabat saya atas dukungan dan doanya.

Merindukan Ibu

Ibu...
Maafkan anakmu ini yang belum bisa menjadi apa-apa
Yang belum bisa membantu kesusahanmu
Belum bisa menjadi anak yang bisa membantumu setiap waktu
Ibu...
Maafkan anakmu ini  yang masih saja menjadi beban mu
Maafkan anakmu ini yang belum bisa membahagiakanmu
Belum bisa ada di sisimu setiap waktumu
Maafkan aku karena hanya bisa mendengar keluh kesahmu saja
Jarak ini sungguh menyiksa ku,ibu
Percaya itu,karena aku tak dapat menopangmu saat kau ingin
Saat kau sangat membutuhkan aku
Ibu...
Maafkan aku yang terus dan selalu saja menjadi orang yang menyusahkanmu
Ibu...
Andai  saat ini aku bisa berada di sisimu
Ingin sekali ku peluk tubuh rapuhmu yang semakin menua
Ingin ku sandarkan tubuhmu di pundakku dalam tangismu
Ibu...
Maafkan aku yang masih saja menjadi anakmu yang manja
Tapi aku tau kesusahanmu bu...
Aku tau derita yang kau rasa...
Aku memahami mu,ibu ku tersayang...
Maafkan aku yang masih harus jauh darimu
Ibu...
Aku berjanji kelak jika aku sudah lulus
Akan ku bahagiakan ibu,apapun caranya
Aku menyayangimu bu,sungguh...
Meski kasihku tak akan pernah sebanding dengan kasihmu padaku
Percaya lah padaku,akan ku bahagiakan ibu...
Tunggu lah aku pulang bu...
Tunggu aku...



Minggu, 19 Februari 2012

Jalan Menuju Tanah Papua

Ini adalah blog ke 3 yang saya resmikan dengan 2 blog sebelumnya yang sudah tidak saya urus lagi karena beberapa hal. Sekarang tepatnya tanggal 19 Februari 2012  pukul 20.35 WIT saya membuat dan meresmikan blog ini di ruangan yang saya anggap sebagai kamar saya sendiri,yaitu di wisma Nusantara 2 atas kamar C-1. Saat ini saya masih berstatus sebagai praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri tingkat 2( Madya Wanita Praja ) dan kebetulan mendapat tugas belajar di regional Papua.
Berbicara tentang Papua,sebenarnya tidak pernah berpikir akan benar-benar menginjak tanah yang penuh anugrah ini,meski pernah terbesit untuk menjelajah pulau-pulau yang ada di Indonesia,termasuk Papua. Semua ini berawal sejak ada pemberitahuan untuk angkatan saya yaitu angkatan 21,bahwa 150 orang dari 1500 praja akan di utus untuk melakukan proses belajar di Papua. Dan semua praja pun kaget,histeris,bahkan sudah berpikir yang bukan-bukan tentang Papua. Mulai dari mahalnya ongkos pulang cuti,daerah yang pelosok,harga yang selangit,daerah yang tidak aman,bahkan sampai berpikir bahwa tanah Papua adalah daerah yang sangat tertinggal dari kota-kota lain yang ada di Indonesia. Segala prasangka buruk semua dikerahkan untuk berpikir mengenai "PAPUA". Tugas kami hanyalah menunggu pengumuman daftar nama praja yang mendapatkan tugas khusus belajar di regional Papua.
Akhirnya,hari itu pun tiba. Dalam satu malam kami para Madya Praja mendapat perintah untuk mengepak barang dan memasukkan semua barang-barang kami,mulai dari perlengkapan seragam maupun perlengkapan pribadi. Skenario bagus yang sengaja di susun dengan apik dan manis bagi kami,satuan Madya Praja angkatan 21. Jalan ceritanya yaitu kami meninggalkan wisma dalam keadaan kosong dengan membawa semua barang pribadi menuju Lapangan Parade. Tidak dipungkiri bahwa pengumuman regional kali ini sangat lah menyakitkan bahkan terkesan sadis,walaupun kami sudah melewati 2X pengumuman regional sebelumnya yang sangat menguras tenaga dan air mata. Ya,kami adalah rombongan praja yang dikirim regional untuk terakhir kalinya di angkatan kami,dengan tujuan Papua.
Mengapa terasa sangat menyakitkan?
Karena kami,mendengar nama kami disebut dan langsung masuk ke dalam bis,langsung menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Karena kami,tidak mendapat kesempatan untuk melakukan perpisahan dengan saudara-saudara kami yang masih tetap bertahan di kampus pusat,Jatinangor.
Karena kami,masih sangat kaget dengan pengumuman tersebut dan harus meninggalkan kekasih kami. (baca:saya)
Hanya bisa berusaha tegar menarik koper menuju bis,dengan pikiran yang entah kemana,dengan tubuh yang tiba-tiba lemas.Bahkan untuk melihat kekasih hati saja tidak sanggup,sungguh. Memanfaatkan menit-menit yang bersisa di lingkungan kampus dengan tersenyum,tanpa ada air mata. Hingga akhirnya,bis yang kami tumpangi pun berangkat. Hanya bisa melambai,mengelus dada,dan berkata, "kampusku tercinta,kelak aku dan kami akan kembali lagi ketika Wasana Praja dan akan tetap terus memujamu. Sampai bertemu di Wasana Praja,saudara-saudaraku."
Tangis pun tumpah,bahkan di tengah jalan hujan sangat deras seperti badai,seolah tidak membiarkan suara tangis kami terdengar,berharap kami tetap tegar.
Hari itu Selasa 15 November 2011,dan akan selalu kami ingat sejarah hidup kami ini.